Tampilkan postingan dengan label pristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pristiwa. Tampilkan semua postingan

Senin, Oktober 11

 Oknum ASN Satpol PP Tanggamus Digrebek Satresnarkoba, Jabat Kabid Dan Kasi

Oknum ASN Satpol PP Tanggamus Digrebek Satresnarkoba, Jabat Kabid Dan Kasi

ket foto : ilustrasi

Tanggamus, www.lampungheadlines.com -  oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus dikabarkan diamankan oleh Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Tanggamus dalam sebuah penggerebekan, Senin siang,11/10/2020.


Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kedua ASN tersebut merupakan oknum pejabat di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kabupaten Tanggamus, masing-masing berinisial C diketahui menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) dan inisial J yang menjabat sebagai kepala seksi (Kasi). Penggerebekan tersebut berlokasi di Perum Griya Abdi Negara yang lokasinya tidak jauh dari kompleks perkantoran Pemkab Tanggamus sekitar pukul 14.00 WIB, dari penggerebekan tersebut empat orang diamankan, dua diantaranya oknum ASN Satpol PP Tanggamus dan dua orang lainnya belum diketahui identitasnya jelasnya.


Kasatresnarkoba Polres Tanggamus, Iptu Deddy Wahyudi saat dikonfirmasi oleh wartawan di depan ruang Satresnarkoba Polres Tanggamus, Senin sore membenarkan adanya operasi penangkapan di perum Griya Abdi Negara, namun dia enggan membeberkan lebih rinci.


"Untuk kegiatan tadi siang, ia betul kami mengamankan empat orang, dua diantaranya merupakan ASN,"kata Deddy Wahyudi mewakil Kapolres Tanggamus AKBP Satya Widhy Widharyadi


Kemudian saat disinggung mengenai inisial, peran keempatnya dan status keempatnya, Deddy masih enggan membeberkannya "Untuk itu nanti ada ekspose, silahkan rekan-rekan wartawan, koordinasi dengan Humas Polres Tanggamus, saat ini kami masih lakukan penyelidikan,"singkat Deddy.(RIS/RD)

Senin, September 20

GP Ansor Tanggamus Ikut Berang, Akun ASN Pemprov Lampung diduga Hina Banser

GP Ansor Tanggamus Ikut Berang, Akun ASN Pemprov Lampung diduga Hina Banser

Tanggamus, www.lampungheadlines.com - Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Tanggamus ikut meradang, terkait postingan di media sosial Facebook oleh akun atas nama Rendi Djumantoro yang diduga menghina Organisasi Ansor Banser NU, dan diketahui oknum tersebut merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemprov Lampung. Senin,20/09/2021.

Ketua PC GP Ansor Tanggamus Zulki Qurniawan mengatakan bahwa, ia cukup menyayangkan atas sikap dari oknum ASN tersebut, yang melakukan ujaran kebencian di media sosial, terlebih ia merupakan ASN yang mengerti estetika dan moral. 

" Seharusnya jika oknum itu tak mengetahui tentang organisasi Ansor dan Banser ini, tak usahlah disebarkan apa lagi di media sosial (Medsos), jaga sikap dan perilaku terlebih dia seorang ASN, yang mengerti aturan, "Tegas Zulki.


Dalam unggahan yang di posting oknum ASN tersebut, kata Zulki, sangat jelas tertulis " “Bisa Bacakan… banserep BANSEREP dengan dilengkapi gambar beratribut loreng dengan disertai tulisan yang tidak pantas dan sangat menyinggung perasaan para anggota Organisasi BANSER. 


" Untuk selanjutnya, kami khususnya PC GP Ansor Tanggamus serta Ansor dari Kabupaten lain di Lampung merasa tidak terima dengan unggahan yang dilakukan oleh Oknum ASN Rendi Djumantara di akun media sosialnya. Kami akan berkordinasi dengan PCNU Tanggamus dan PW Ansor Lampung, guna mengambil sikap dan langkah yang harus diambil oleh Organisasi Banser serta Ansor,"tutup Ketua Fraksi di DPRD Tanggamus dari Fraksi PKB tersebut.(Rudi)

Kamis, September 16

FPII Lampung Siap Gelar Demo, Buntut Kekerasan Terhadap Wartawan Oleh Oknum Ketua DPRD Lampura

FPII Lampung Siap Gelar Demo, Buntut Kekerasan Terhadap Wartawan Oleh Oknum Ketua DPRD Lampura

Bandar Lampung, www.lampungheadlines.com - Kasus dugaan pemukulan seorang Wartawan yang diduga dilakukan oleh Ketua DPRD Lampung Utara, Romli yang terjadi pada Rabu,15/9/21 kemarin, mendapat kecaman dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Organisasi Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Provinsi Lampung. Kamis, 16/09/2021.


Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua FPII Setwil Provinsi Lampung, Aminudin, SP, FPII dalam hal ini mengutuk keras tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh seorang Pimpinan di Lembaga Wakil Rakyat di Kabupaten Lampung Utara tersebut.


" Bila informasi yang saya peroleh ini benar, bahwa wartawan dipukul oleh Ketua DPRD di Gedung Wakil Rakyat, ini sangat memalukan. Dan tidak bisa dianggap sepele," ucapnya saat diminta tanggapan atas beredarnya berita di media online atas kejadian tersebut.


" Sangat disayangkan seorang anggota Dewan, apa lagi jabatannya sebagai Ketua DPRD berulah seolah preman. Jangan jadi preman berdasilah," ujarnya di Kantor Sekretariat FPII Setwil Provinsi Lampung, Jln. Pulau Tegal, Way Dadi, Sukarame, Bandar Lampung.


Lanjut Aminudin, seorang wakil rakyat harusnya jadi panutan dan memberi contoh yang baik. Apalagi kepada wartawan yang merupakan Mitranya.


Pria yang sering disapa Amie Kancil ini juga mengingatkan, apa beliau tidak menyadari kalau jabatan yang sedang diamanahkan masyarakat kepadanya saat ini sebagai pejabat publik yang sudah seharusnya melayani semua aspirasi masyarakat baik secara langsung maupun aspirasi masyarakat melalui media.


" Saya berharap oknum anggota dewan ini segera sadar bahwa semua kegiatannya tidak terlepas dari kerja Jurnalis agar informasi atau kegiatannya dapat sampai kepada publik," ungkapnya.


Ia juga menghimbau kepada masyarakat maupun Partainya dapat mempertimbangkan Oknum Ketua Dewan ini bila dirinya ingin mencalonkan diri kembali.


Terkait laporan korban pemukulan kepada pihak penegak hukum, Aminudin berharap dapat segera ditindaklanjuti oleh Aparat Penegak Hukum (APH). Penegak hukum harus objektif, tidak pandang bulu, siapapun termasuk yang melakukan tindakan yang melanggar hukum harus diberi ganjaran, tidak terkecuali sekalipun pelaku oknum Ketua Dewan. Karena warga Indonesia sama kedudukannya di hadapan hukum.


Tambah Aminudin, Forum Pers Independent Indonesia ( FPII ) Provinsi Lampung akan ikut mengawal proses hukum oknum Ketua DPRD Lampung Utara ini.


"Kita percayakan kepada  Polres Lampung Utara untuk segera memprosesnya. Tapi bila nanti dalam proses hukumnya lambat  kemungkinan kita selaku organisasi Pers FPII yang punya moto "Garda terdepan membela Jurnalis" tidak menutup kemungkinan akan melakukan aksi/demo," jelasnya.


" Harapan saya, korban (wartawan -red) dan Organisasi Pers yang menaunginya tetap memproses kasus ini, agar kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari," pungkasnya.


Diberitakan sebelumnya,  kekerasan terhadap jurnalis menimpa salah seorang wartawan media harian online, sumatera.com, Afriantoni, di Kabupaten Lampung Utara. 

Dari Informasi yang ada, pelakunya Ketua DPRD Lampung Utara Romli. Berikut kronologis Kejadiannya. Efriantoni, warga Jalan Pahlawan, Kelurahan Tanjung Aman, Kecamatan Kotabumi Selatan, menjelaskan sebelum dia dianiaya di ruang Fraksi Partai PAN, Gedung DPRD Lampung Utara di Jalan Sukamo Hatta, Kelurahan Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan, dirinya sedang dengan bersama salah seorang anggota Dewan di halaman depan Gedung DPRD Kabupaten Lampung Utara.


Saat itu, Efriantoni kemudian dipanggil oleh Romli, Ketua DPRD Kabupaten Lampung Utara. Romli mengajak Efriantoni masuk ke ruangan Fraksi PAN. Kemudian mereka terlibat cekcok mulut. Sejurus kemudian pelaku langsung memukul wajah korban hingga beberapa kali, kemudian korban dipisah oleh ajudan Romli yang bernama Heri serta beberapa pegawai Honorer di Kantor DPRD. Rabu (15/09/2021) sekira pukul 13.20 WIB


Korban (Afriantoni - red) kemudian melaporkan kasus tersebut Ke Polres Lampung Utara dengan bukti laporan polisi LP Nomor: STPL/B-1/976/IX/2021/SPKT/Polres Lampung Utara/Polda Lampung, tanggal 15 September 2021.


”Aksi pemukulan itu terjadi di ruang fraksi PAN dan halaman kantor DPRD Lampura. Akibat pemukulan itu, saya mengalami luka memar pada bagian wajah dan mata sebelah kanan. Saya sudah lakukan visum untuk selanjutnya melaporkan kejadian ini ke Polres Lampura,” kata Efriantoni.


"Setelah itu saya pergi ke ruang wartawan. Dan saat itu saya bertemu dengan pelaku kembali, saya dirangkul sama pelaku, kemudian saya dipukul lagi dengan menggunakan tangan satu kali. Atas kejadian ini saya melapor ke Polres Lampung Utara untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Efrianto, yang diterima Ka SPK Polres Lampung Utara, Aipda Hendra Dinata.


Belum diketahui pasti motif hingga terjadi pemukulan tersebut. Hingga berita ini ditayangkan, Ketua DPRD Lampung Utara yang diduga melakukan pemukulan terhadap wartawan, belum memberikan keterangan resmi. Konfirmasi juga belum dapat diperoleh disebabkan nomor ponsel yang bersangkutan non aktif. (RIS)


Sumber : FPII Setwil Lampung.

Sabtu, September 4

PC GP ANSOR Tanggamus meninjau serta menyerahkan Bantuan sandang pangan Bagi korban banjir

PC GP ANSOR Tanggamus meninjau serta menyerahkan Bantuan sandang pangan Bagi korban banjir


Tanggamus, www.lampungheadlines.com -Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat korban banjir bandang di Kecamatan Semaka, Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tanggamus meninjau  langsung ke lokasi banjir, sekaligus menyerahkan bantuan berupa paket sembako ke posko tanggap bencana untuk kemudian didistribusikan ke warga masyarakat. Jum'at, 03/09/2021.



Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Tanggamus Zulki Qurniawan,SE di dampingi beberapa pengurus Ansor, dalam pemberian bantuan bagi masyarakat terdampak banjir tersebut, diterima langsung oleh Camat Semaka Wiwin Triyani, dan bersama-sama meninjau sejumlah lokasi titik banjir terparah yang menerjang kecamatan Semaka beberapa hari yang lalu, 


Dalam peninjauannya, Zulki Qurniawan yang juga merupakan anggota DPRD Tanggamus turut mendengarkan keterangan camat Semaka serta masyarakat, terkait terjadinya banjir bandang yang mengakibatkan banyak kerusakan dan kerugian bagi masyarakat, bermula hujan deras yang mengguyur, berimbas dengan meluapnya Air Sungai Sedayu, sehingga tanggul penahan air pun tak sanggup lagi menahan derasnya luapan air sungai Sedayu.


" Tanggul penahan air sungai jebol, dan itu merupakan titik awal mula terjadinya banjir bandang yang melanda beberapa Pekon di Kecamatan Semaka, bahkan saya lihat sendiri sampai-sampai makam-makam ikut terhanyut terbawa air sungai,"Ungkap Zulki.


Untuk itu Ketua Ansor Tanggamus ini berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten, agar secepatnya mencari solusi yang tepat, dalam mengatasi banjir bandang yang selalu terjadi ketika hujan deras mulai melanda, masyarakat terus dihantui perasaan was-was, terlebih saat hujan turun di malam hari, sehingga masyarakat berjaga-jaga guna mengantisipasi kejadian tersebut.


" Sungai Sedayu harus dilakukan pembronjongan yang kuat, guna menahan terjangan air sungai Sedayu ketika meluap, keterangan masyarakat disana bahwa pembangunan tanggul kebanyakan merupakan hasil swadaya dari masyarakat sekitar. Mari kita selalu berdoa mudah-mudahan banjir bandang di Semaka ini tak terulang lagi, bersyukur karena tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,"Pungkas Zulki Qurniawan juga selaku ketua Komisi IV DPRD Tanggamus tersebut.(Rudi)

Rabu, Agustus 25

Diduga Adanya Penambangan Pasir Laut di Kuala Teladas, Direktur Walhi Lampung Angkat Bicara

Diduga Adanya Penambangan Pasir Laut di Kuala Teladas, Direktur Walhi Lampung Angkat Bicara

Tuba, www.lampungheadlines.com - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung turut menyoroti dan mendampingi warga Kampung Kuala Teladas Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulangbawang (Tuba) terkait adanya penambangan pasir laut yang diduga berkedok program pendalaman alur laut di perairan laut Kuala Teladas.


Direktur Walhi Lampung Irfan Tri Musri mengungkapkan, ada beberapa hal yang mendasari Walhi meminta Gubernur Lampung untuk mencabut izin pertambangan tersebut.


Irfan menyatakan, dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2018 bahwa di perairan laut Provinsi Lampung tidak ada alokasi untuk pertambangan pasir laut.


“Selain itu wilayah yang akan dilakukan aktivitas Pendalaman alur berkedok pertambangan tersebut berada di wilayah tangkap nelayan Kuala Teladas dan sebagai habitat biota laut, yaitu kepiting rajungan, ikan dan beragam jenis ikan yang menjadi komoditas andalan nelayan Kuala Teladas,” jelas Irfan kepada media ini saat dikonfirmasi Selasa (24/8/2021).


Selain hal tersebut, lanjut Irfan, masyarakat Kuala Teladas sangat meyakini bahwa wilayah “Gosong” yang akan ditambang tersebut merupakan wilayah pertahan kampung kuala teladas dari terjangan ombak tinggi karena memiliki fungsi pemecah ombak pada saat gelombang tinggi selain sebagai habitat biota laut.


Kemudian hal lain yang harus diingat Pemprov bahwa lampung merupakan salah satu daerah 3 besar penghasil rajungan di Indonesia dan rajungan di Lampung diperoleh dari Kabupaten Lampung Timur, Lampung Tengah dan Tuba lebih tepatnya Kampung Kuala Teladas.


Tentu hal ini menjadi sebuah gambaran ketidak konsistenan pemprov yang seharusnya melindungi wilayah tangkap nelayan rajungan tapi justru membiarkan wilayah tangkap rajungan tersebut rusak akibat kegiatan yang bersifat eksploitatif dengan alasan pendalaman alur yang menurut pemerintah merupakan usulan dari masyarakat Kuala Teladas.


“Padahal masyarakat Kuala Teladas tidak pernah meminta baik secara lisan maupun tulisan tentang pendalam alur tersebut, justru mereka sangat bersyukur dan bergantung dengan adanya wilayah gosong tersebut sebagai sumber penghidupan nellayan dan sebagai media mitigasi bencana,” ujarnya.


Jika kita berbicara pendalaman alur seperti yang disampaikan Dinas Perhubungan bahwa pendalaman alur berdasar pada proposal masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan nelayan Kuala Teladas justru hal tersebut bertolak belakang dengan fakta dan kebutuhan masyarakat di lapangan.


“Untuk kepentingan siapa karena alur laut muara Sungai atau Way Tulangbawang di Kuala Teladas hanya dilewati oleh kapal-kapal kecil yang merupakan kapal nelayan dan bukan merupakan alur pelayaran serta selama ini nelayan kuala teladas tidak pernah merasa ada gangguan dalam proses pelayaran melewati muara dan perairan laut sekitar Kuala Teladas,” kata Irfan


Terpisah salah’satu warga Kuala Teladas yang kesehariannya seorang nelayan Salim mengungkapkan pendalaman alur hanya akal’akalan saja” padahal sebenarnya menyedot pasir laut”ungkapnya.


Saya berharap kepada pemerintah daerah khusus Nya gubernur Lampung stop saja kegiatan pendalaman alur ini , sebelum terjadi konflik  kasian kami para nelayan kecil” tandasnya. (Red)