Selasa, Januari 8

APA KABAR PROGRAM PEMBANGUNAN SHELTER TSUNAMI DI TANGGAMUS


TANGGAMUS, WWW.LAMPUNGHEADLINES.COMWacana pembangunan shelter tsunami yang pernah digaungkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) 
Tanggamus dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus masih berupa proyek mimpi. 

Pasalnya hingga saat ini, bangunan yang nantinya menjadi Tempat Evakuasi Sementara (TES) dari bencana gelombang tinggi laut tersebut belum juga teralisasi, bahkan nyaris tidak terdengar lagi gaungnya. Apakah shelter tersebut dibangun setelah bencana melanda terlebih dahulu?

Bidang Pencegahan dan Kesiap Siagaan BPBD Tanggamus Parsiam, SE membenarkan bahwasanya memang pernah ada program pembuatan shelter tsunami yang beberapa tahun lalu pernah di kaji dan di tetapkan pembangunannya di area terminal, Kecamatan Kota Agung, Tanggamus. Dimana shelter tsunami tersebut tentunya berfungsi untuk menampung masyarakat pasca bencana tsunami melanda.

“Kita memang pernah mendengar akan informasi pembangun shelter tersebut, akan tetapi tidak ada kelanjutannya lagi. Karena itukan program dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat,” ujar Parsiam saat disambangi di ruangannya, Selasa (8/1/2019).

Ia juga menjelaskan, gelombang tinggi air laut atau tsunami yang terjadi di pantai teluk semaka dari titik pusat tsunami yakni Gunung Anak Krakatau (GAK) memiliki ketinggian kurang lebih 13 meter, itu berdasarkan kajian dari BNPB Pusat dan BMKG Pusat pada tahun 2016 silam. Hal tersebutlah yang mendasari program pembangunan shelter tersebut.

“Bilamana GAK tersebut meletus, ya minta sih jangan sampai terjadi ya mas. Maka bisa menimbulkan gelombang tinggi tsunami setinggi 13 meter. Selain itu penyebab lainnya adalah, adanya gempa berkekutaan sekitar delapan (8) skala richter maka bisa juga terjadi tsunami dengan ketinggian yang sama. Akan tetapi tinggi gelombang bisa diprediksi dari besaran kuat gempa. Dan saat ini berdasarkan kajian baru, bahwa titik aman evakuasi bencana tsunami berada di lapangan merdeka Kota Agung,” jelasnya.

Ia menambahkan, terkait dengan adanya Ina-TEWS atau tower peringatan dini tsunami yang terpasang di taman terbuka hijau Kota Agung masih berfunsi dengan baik. Dimana dalam fungsinya TEWS ini akan memberikan peringatan dini tsunami kepada masyarakat pasca gempa, yang artinya akan ada jangka waktu untuk masyarakat menuju titik evakuasi sesuai dengan jalur evakuasi yang sudah ada untuk menghindari bencana tsunami.

“30-40 menit pasca gempa dengan kekuatan 7-8 SR waktu kita untuk menyelamatkan diri kedataran tinggi atau titik evakuasi dari tsunami. Apapun yang terjadi ya sekiranya kita hadapi dengan tenang, jangan panik. Dan tentunya selalu waspada, akan segala macam bentuk bencana. Mudah mudahan kita selalu dalam lindungan Allah dan terhindar dari bencana,” pungkasnya. (Rudi)

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 Comments: