Senin, Maret 2

DIPEKON KERTA, ADA KAKAK BERADIK TINGGAL DI DAPUR BERTAHUN-TAHUN


Keterangan Foto: Kondisi rumah Z. Ependi bersama sang adik Syahrial yang tinggal di dapur selama bertahun-tahun.

TANGGAMUS,LAMPUNGHEADLUNES.COM --- Rumah adalah kebutuhan sangat penting dan mendasar. Namun, rumah yang layak huni tampaknya masih menjadi sebuah mimpi bagi masyarakat miskin. Sejatinya, kemerdekaan Indonesia yang sudah mencapai 74 tahun tahun 2019 kemarin, dan tahun 2020 ini memasuki usia ke 75 Tahun masih ada ditemukan masyarakat yang tak menikmati itu.

Berbekal informasi yang di dapat dari anggota DPRD Tanggamus Irwandi Suralaga saat menggelar reses di kecamatan Kotaagung Timur, ada warga yang pada saat itu menyampaikan aspirasi adanya sepasang kakak beradik yang tinggal di dapur selama bertahun-tahun, kemudian jurnalis media online lampungheadlines.com Rudi Hartono mencoba mencari keberadaan pasangan kakak beradik ini untuk mengetahui kondisi dan cerita sebenarnya yang berada di pekon Kerta kecamatan setempat.

" Kita akan perjuangkan agar mereka dapat tempat tinggal yang layak, jangan sampai hal seperti ini luput dari perhatian pemerintah Tanggamus,"ungkap wakil ketua II DPRD Tanggamus Irwandi Suralaga.

Saat di telusuri, memang benar adanya, saat sampai di lokasi, kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang cukup mengejutkan, pasalnya rumah dengan ukuran 2 X 5 meter persegi ini hanya di tutupi oleh dinding dari anyaman bambu, triplek yang telah lapuk memang sudah tak layak lagi, yang dipasang seadanya, sedangkan atap menggunakan seng bekas yang sudah banyak di makan karat.

ia adalah Z.Ependi (69) dan Syahrial kakak - beradik yang tinggal di dapur ini sudah bertahun-tahun, dirinya menceritakan awal mula sampai mendiami dapur tersebut dengan sang adik, dahulu mereka menempati bagian depan dapur ini, namun kondisi rumah yang telah tua akibat dimakan usia, dan untuk perbaikan pun urung dilakukan sebab adanya faktor ekonomi yang  mendera perekonomian keluarga, kemudian rumah yang hanya tinggal waktu ini pun roboh akibat adanya angin kencang yang melanda saat itu (tepatnya dirinya lupa) sehingga badan rumah itu pun sampai ambruk ke tanah dan hanya menyisakan dapurnya saja.

" Roboh akibat semua kayu dan lainnya memang sudah lapuk, di tambah terkena angin sehingga merobohkan harta kami satu-satunya, karena kami cuma orang susah sehingga tak mampu memperbaiki rumah, seadanya ini yang bisa kami tinggali, karena faktor keterbatasan ekonomi,"lirih Ependi.

Untuk tidur, memasak, sampai WC pun menyatu semua di dapur, dalam kesehariannya hanya bekerja serabutan, ditambah kondisi sang kakak sedang tak baik (cacat), bila tak ada pekerjaan yang didapat tak ada makanan yang dimakan, hanya dapur inilah harta milik mereka satu-satunya, ependi adalah seorang duda ditinggal sang istrinya yang telah tiada sudah cukup lama. Dan kebetulan awak jurnalis tak bertemu dengan adik dari Ependi ini yang saat itu tengah bekerja ikut dengan orang lain berprofesi sama dengan dirinya sebagai buruh serabutan. Ia pun juga menyampaikan tak ada bantuan yang didapatkan seperti PKH atau bantuan sosial lainnya.

" Tinggal di dapur ini sudah lama, saya sama adik saja, istri saya sudah lama tiada, sebenarnya malu mas seperti ini, cuma mau bagaimana lagi sudah nasib kami, kalo tanah milik sendiri, kemudian untuk penerangan kami menyambung dari rumah tetangga,"jelasnya.

Z. Ependi kemudian berharap, agar kiranya pemerintah daerah dapat membantu sedikit meringankan bebannya, setidaknya dapat memperbaiki rumah ini agar menjadi lebih layak bagi mereka. " Mau minta dukungan dari pemerintah untuk dapat membantu memperbaiki rumah ini agar lebih layak,"harapnya.(Rudi HR)

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 Comments: