Kamis, Januari 21

Kronologis Pembunuhan Sadis di Pekon Karta Tanggamus, Gelisah Sejak Subuh, Ibu Inah: Saya Telah Ikhlas dan Ridho



Tanggamus, www.lampungheadlines.com -Inah (49) Tahun hanya bisa duduk merenung dengan pandangan mata kosong seraya menatap kedepan, hilir mudik cucunya yang tengah main berlari sana kemari, tak mampu menggoyahkan pikiran serta hatinya. Kesedihan teramat dalam serta terpukul masih ia rasakan atas kepergian salah satu putranya Dedi alias Aceng yang kemarin ditemukan tewas bersimbah darah dengan cara mengenaskan di dalam kamarnya oleh orang tak dikenal (OTK). Rabu, 20/01/2021.




Waktu menunjukan pukul 16.50 wib sore hari, saat jurnalis media online Lampungheadlines Tanggamus ini menyambangi rumah korban Dedi, tepatnya berada di jalan lintas barat (Jalinbar) RT 02 RW 02 Pekon Karta, Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus. Saa tiba di lokasi suasana terlihat cukup sepi, di seberang jalan terparkir di pinggir jalan beberapa kendaraan, salah satunya mobil Tim INAFIS, disana hanya beberapa anak-anak bermain lalu seorang perempuan muda tengah duduk dikursi di halaman rumah tersebut, masih nampak garis police line yang terpasang serta ada 2 orang petugas INAFIS dari Polres Tanggamus sedang duduk berjaga-jaga di tempat kejadian perkara (TKP) tersebut.


Usai meminta izin dan mengutarakan niat dari kedatangan wartawan ini, akhirnya pihak keluarga memberikan izin untuk bertemu langsung kepada ibu kandung almarhum dedi yakni ibu Inah (49), dengan di dampingi sang suami juned serta Rohili yang merupakan petani sekaligus tetangga rumah Juned di perkebunan. 

Dedi merupakan anak 3 dari 4 bersaudara, 2 orang kakak Dedi diketahui merantau dan tinggal di Jakarta, sedangkan adik bungsu Dedi, saat kejadian sedang bersama ayahnya menginap di kebun.


Inah kemudian mulai bercerita ikhwal kejadian bermula, dengan suara sedikit serak nan lemah sang ibu Inah kemudian bercerita, saat peristiwa itu terjadi di dalam rumah ini selain dirinya dan Dedi ada perempuan yang merupakan ipar (istri dari adik Dedi)  serta 2 orang cucu Inah malam itu, karena ayah dan adik bungsu Dedi (Hendra) menginap di kebun. 


Ibu Inah melanjutkan siang itu Dedi masih terlihat normal dengan aktifitas kesehariannya, Dedi bersama temannya disibukan kegiatan membuat perangkap ikan terbuat dari bambu yang biasa disebut masyarakat bubu (alat tradisional), ketika menjelang malam Dedi terlihat ngobrol dengan temannya yang masih tetangga dekat rumahnya hingga malam, bagi Inah ini adalah aktifitas normal dalam pergaulan anak-anak muda seperti biasanya.


Namun setelah waktu mendekati subuh, Inah mulai terasa gelisah, kemudian ia terbangun  dan menengok anak-anaknya, namun ia tak mendekat hanya melihat dari pintu kamar saja, lalu Inah menengok jam dinding yang menunjukan pukul 03.30 wib, dirasa sebentar lagi subuh, ia langsung menuju dapur, saat berada di dapur ini Inah sempat melihat grendel pintu belakang dalam posisi tak terkunci, ia bergumam dihatinya pasti Dedi lupa menguncinya semalam.


" Setelah dari dapur itu, ibu (Inah) ini nengok lagi anak (Dedi) di kamarnya, usai itu ibu masuk balik ke kamar ibu lagi, nunggu subuh inilah perasaan ini gelisah dan gak enak lagi, lalu ibu coba tidur dengan setengah sadar, tepat pukul 04.00 wib saya terbangun karena dengar suara cukup keras dari grendel pintu di dapur seperti ada orang yang membuka pintu. Langsung ibu pergi ke dapur dan melihat posisi pintu sudah terbuka serta mendengar langkah kaki berlari,"ingat Inah.


Tanpa rasa curiga sedikit pun Inah kemudian menutup pintu lalu berjalan menuju ke kamar Dedi, sesampainya di kamar Inah melihat ada darah dan menyangka korban saat itu mengalami mimisan dari hidung, melihat hal itu Inah menyentuh kepala korban seraya memanggil Dedi (Nak) berulang kali, Inah pun mengucap kalimat tauhid "Laillahaiallah Allahuakbar" alangkah terkejutnya Inah saat memegang kepala korban dan melihat luka di leher dedi dalam kondisi robek atau bolong.


" Ibu langsung menjerit sekeras-kerasnya, berusaha meminta pertolongan tetangga maupun warga disini. Ibu saat mengucap kalimat Laillahaiallah Allahuakbar, aceng (Dedi) masih bernapas ibu sempat lihat dia masih menghadapi sakratulmautnya kondisinya seperti orang cegukan,"lirihnya.


Tak banyak yang Inah harapkan dalam hal ini, ia mengaku sudah ikhlas dan ridho atas kejadian yang menimpanya, bagi pelaku yang hingga kini masih dalam penyelidikan kepolisian polres Tanggamus, apabila tertangkap agar di berikan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku di negeri ini.


" Saya sudah ikhlas dan ridho atas kepergian Aceng (Dedi), diampuni dosanya, mudah-mudahan ditempatkan di surga Allah SWT,"isaknya.


Sementara itu, menurrut ayah korban Juned, selain ia dan istrinya, Hendra (adik korban) dan ke-enam teman Dedi juga diperiksa oleh pihak kepolisian, namun Hendra dan ke-enam teman korban sampai saat ini belum pulang ke rumah mereka masih di Polres Tanggamus guna memberikan keterangan.


"Ibunya ini (Inah) mau saya bawa berobat dulu, sebab sangat terguncang, almarhum dedi sudah tiada, ditambah adiknya (Hendra) masih berada di polres Tanggamus, saya mohon doanya supaya ini segera selesai, kasihan lihat ibunya begini,''tandas Juned.(Rudi)


SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 Comments: