Rabu, Maret 20

Miris!!! Oknum Guru Lakukan Kekerasan Pada Siswinya Hingga Alami Gangguan Pendengaran

Foto: Illustrasi. 

Pringsewu, www.lampungheadlines.com - Sindi Rosalinda seorang siswi jurusan Administrasi Perkantoran di SMK 17, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu ini menjadi korban unsur tindak kekerasan hingga mengalami gangguan pendengaran (telinga berdengung) yang dilakukan oleh WR, oknum guru di Sekolahnya.

Diduga yang melatarbelakangi perbuatan Arogansi dan tidak terpuji tersebut berdasarkan dari kekesalan WR terhadap Sindi Rosalinda lantaran Sindi terlambat masuk kelas yang seharusnya masuk dari jam yang sudah ditentukan.

Hal tersebut terungkap disaat korban Sindi Rosalinda yang didampingi ibu kandungnya Siti Nuryanah menceritakan permasalahan tersebut kepada awak Media yang mendengar dan menyambangi kediaman Korban pada Minggu (17/03).

Berdasar pengakuan korban, Sindi menuturkan "Kejadiannya beberapa hari yang lalu tepatnya hari Rabu pagi saat saya datang terlambat masuk sekolah karena motor saya mogok habis bensinnya, tapi pagar sekolah sudah ditutup dan dibuka kembali oleh ibu WR sambil marah-marah dan lansung menampar pipi dan telinga saya menggunakan tangan kirinya yang mengakibatkan saya mengalami gangguan pendengaran (selalu berdengung)", terangnya.

Lanjut korban menjelaskan "dan lebih mengherankan lagi sejak kejadian itu ibu guru WR tidak pernah minta maaf dengan saya tapi malahan para dewan guru lainya yang meminta maaf sama saya, bahkan Kepala Sekolah SMK 17 meminta kepada saya dan keluarga agar tidak menceritakan permasalahan ini kepada siapa-siapa dan nantinya akan di selesaikan secara kekeluargaan tapi nyatanya sampai saat sekarang ini masih belum ada pertanggung jawaban apa-apa", paparnya.

Foto: SMK 17 kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. 

Lalu terkait tindakan kekerasan yang dilakukan oknum guru honorer SMK 17 Kecamatan Sukoharjo ini, Safarudin sebagai Kepala Sekolah beranggapan bahwa perbuatan terhadap anak didiknya tersebut bukan merupakan kekerasan/aniaya melainkan itu hanyalah bentuk suatu pembelajaran saja "Ya menurut saya ini bukanlah masalah yang serius ini hanyalah permasalahan sepele yang sudah diselesaikan secara kekeluargaan, dan menurut saya ini bukanlah tindakan aniaya/kekerasan melainkan ini hanya sebuah pembelajaran yang menurut saya masih dalam tingkatan kewajaran", sanggahnya saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Senin (18/03).

Tidak hanya konfirmasi dengan kepala sekolah awak Media melanjutkan konfirmasi dengan guru WR untuk meminta kalrifikasinya perihal permasalahan tersebut, WR mengungkapkan
"Apa yang saya lakukan terhadap Korban (Sindi) dengan melakukan kekerasan/menampar pipi dan telinganya itu memang saya lakukan akan tetapi hal tersebut saya lakukan dikarenakan kekesalan saya pada korban yang sudah sangat keterlaluan dengan datang terlambat pada pelaksanaan MID Semester, namun hal itu sudah kita selesaikan secara kekeluargaan", jelasnya.

Lalu dari pengakuan Siti Nuryanah selaku ibu kandung korban membantah tentang adanya penyelesaian secara kekeluargaan
"memang benar pak Safarudin pernah datang minta maaf dan mau bertanggung kawan sekaligus damai secara kekeluargaan  namun sampai dengan saat sekarang ini belum ada perdamaian tersebut bahkan anak saya pun tidak diantarkan berobat kedokter, padahal gara-gara tamparan tersebut anak saya pendengaranya terganggu dan saya sebagai orang tua mau menuntut keadilan dan pertanggung jawaban sampai dengan anak saya sembuh", tuntut Siti Nuryanah.

Teramat disayangkan dengan adanya kejadian kekerasan yang dilakukan pihak tenaga pengajar terhadap anak didiknya, jelas-jelas bila kejadian ini sangat mencoreng status yang beristilahkan pahlawan tanpa tanda jasa dan pihak-pihak terkait diharapkan bisa memberikan sanksi atas perbuatan oknum guru tersebut.  (mr) 

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 Comments: